Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
iklan space 728x90px

Mengenal Demensia, Penanganan dan Pencegahannya (1)


SerambiBisnis.com - Demensia (kepikunan) adalah sindrom penurunan fungsi intelektual dibandingkan dengan sebelumnya. Penurunan fungsi tersebut cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan profesional yang tecermin dalam aktivitas hidup keseharian. Biasanya, ditentukan juga perubahan perilaku pada pasien demensia. Demensia sering terdapat pada usia lanjut dan sering dianggap suatu hal yang lumrah terjadi pada orang yang sudah tua.

Suatu pernyataan yang patut kita perhatikan dan renungkan adalah "Jangan maklum dengan pikun karena pikun bukan proses yang normal dari penuaan."

Terdapat beberapa jenis demensia, sebagian dapat disembuhkan sebagian lagi tidak dapat disembuhkan. Demensia yang bisa disembuhkan adalah yang disebabkan karena infeksi, gangguan metabolik, intoksikasi, defisiensi vitamin B12, hyper/hypothyroid, normal pressure hydrocephalus, dan depresi. Demensia jenis tersebut dapat disembuhkan bila penyakit yang mendasarinya dapat diatasi/disembuhkan.

Ada pun demensia yang tidak dapat disembuhkan adalah alzheimer (65 persen dari seluruh demensia), vaskuler, alzheimer-vaskuler, demensia frontotemporal, demensia lewy body, dan demensia parkinson.

Auguste Deter adalah pasien demensia alzheimer yang pertama ditemukan di dunia pada 1907. Ia merupakan wanita berkebangsaan Jerman. Ditemukan oleh ahli psikiatri dan neuropatologi bernama Alois Alzheimer. Auguste Deter mengalami gangguan intelektual dan memori. Ia tak tahu cara kembali ke rumahnya. Pada autopsi ditemui otak yang mengalami atrofi difus simetris, secara mikroskopik terlihat bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi neurofibrillary.

Kepedulian terhadap Alzheimer dimulai dari Konferensi Alzheimer's Disease International (ADI) di Edinburgh pada 1994 dengan mencanangkan tanggal 21 September sebagai Hari Alzheimer Sedunia. Pencanangan itu sebagai bentuk dukungan pada perkumpulan alzheimer, baik nasional maupun lokal dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan yang serius terhadap alzheimer dengan pendekatan pada pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan masyarakat agar mampu menghilangkan paradigma yang salah mengenai alzheimer.

Di dunia dan Indonesia
Dari World Alzheimer Report 2015 disampaikan bahwa diperkirakan terdapat 46,8 juta kasus demensia di seluruh dunia pada 2015. Jumlah tersebut hampir pasti dua kali lipat setiap 20 tahun dan mencapai 74,7 juta pada 2030, lalu 131,5 juta pada 2050. Perkiraan baru ini 12%-13% lebih tinggi dari yang dibuat World Azheimer Report 2009.

Dari 46,8 juta penderita demensia di dunia saat ini, 22,9 juta jiwa berada di AS dan 1,2 juta jiwa terdapat di Indonesia. Sebanyak 58% dari semua orang dengan demensia tinggal di negara-negara yang diklasifikasikan oleh Bank Dunia sebagai negara-negara berpenghasilan rendah atau menengah. Proporsi ini diperkirakan meningkat menjadi 63% pada 2030 dan 68% pada 2050. Untuk tahun 2015, diperkirakan terdapat lebih dari 9,9 juta kasus baru demensia setiap tahun di seluruh dunia, menyiratkan satu kasus baru demensia setiap 3,2 detik.

Indonesia memiliki Alzheimer Indonesia (Alzi) yang didirikan pada 3 Agustus 2013. Organisasi nonprofit ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup orang dengan demensia (ODD), keluarganya, dan caregivers (pendamping) di Indonesia.

Berbeda dengan maag yang menyebabkan tukak lambung yang obatnya bisa didapat di tempat jual cytotec, demensia alzheimer membuat penderita mengalami penurunan fungsi otak termasuk fungsi kognitif yang meliputi kemampuan daya ingat, berbahasa, fungsi visuospatial, dan fungsi eksekutif yang menurun. Penyakit itu dapat menyebabkan kematian, tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi bisa diperlambat perkembangannya dengan obat-obatan.

Berikut ini 10 gejala demensia alzheimer yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Gangguan daya ingat
Sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi. Lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali.

2. Sulit fokus
Sulit melakukan aktivitas/pekerjaan sehari-hari, lupa cara memasak, mengoperasikan telefon/handphone. Tidak dapat melakukan perhitungan sederhana, bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.

3. Sulit melakukan kegiatan familier
Sering kali sulit untuk merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari, bingung cara mengemudi, sulit mengatur keuangan.

4. Disorientasi
Bingung akan waktu. Bingung di mana mereka berada dan bagaimana mereka sampai di sana. Tidak tahu jalan pulang kembali ke rumah.

5. Kesulitan memahami "visuospatial" 
Sulit untuk membaca, mengukur jarak, membedakan warna, membedakan sendok atau garpu. Tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin, menuangkan air di gelas tetapi tumpah dan tidak tepat penuangannya.

6. Gangguan berkomunikasi 
Kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat untuk menjelaskan suatu benda. Sering kali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya.

7. Menaruh barang tidak pada tempatnya
Lupa di mana meletakkan sesuatu, kadang curiga ada yang mencuri atau menyembunyikan barang tersebut.

8. Salah membuat keputusan 
Berpakaian tidak serasi, memakai kaus kaki berbeda warna antara kiri dan kanan. Tidak dapat merawat diri dengan baik. Tidak dapat memahami jumlah uang dalam transaksi.

9. Menarik diri dari pergaulan 
Tidak memiliki semangat ataupun inisiatif untuk melakukan aktivitas atau hobi yang biasa dinikmati. Tidak terlalu semangat untuk pergi bersosialisasi.

10. Perubahan perilaku dan kepribadian
Emosi berubah secara drastis, menjadi bingung curiga, depresi, takut atau tergantung yang berlebihan pada anggota keluarga. Mudah kecewa, marah, dan putus asa, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

Bila ditemukan 10 gejala demensia alzheimer tersebut, segera hubungi dokter spesialis saraf. 

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Serambi Bisnis di Google News