Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
iklan space 728x90px

Cara Menjaga Profit Bisnis Tetap Fit Meski Dalam Kondisi Sulit

SerambiBisnis.com - Meraih itu sulit. Mempertahankannya lebih sulit. Ada korelasinya dengan bisnis. Meraih profit pertama bukan perkara gampang, namun mempertahankan profit itu jauh lebih sulit, walaupun jalan profit sudah terbuka. Ini karena profit-profit lanjutan biasanya lebih besar sehingga akan melibatkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Bila tidak lebih sulit, mungkin juga tidak lebih profit.

Ada beberapa faktor yang senantiasa mengancam profit anda. Profit anda bisa terancam dari berbagai segi, seperti pergeseran trend bisnis, kalah strategi dengan pesaing, sampai akibat perubahan situasi ekonomi dan politik.

Sebagai pebisnis, akan jauh lebih baik bila anda bisa sekaligus membangun benteng yang akan menjaga profit anda dari berbagai kemungkinan yang tidak dikehendaki.

Seorang pebisnis wajib memiliki pandangan luas, mengingat trend bisnis mengalami pergeseran yang makin lama makin cepat. Bila sebuah bisnis terlindas oleh pergeseran trend, tidak ada pihak mana pun yang salah selain dirinya sendiri. Ini bukan salah pemerintah yang mengeluarkan kebijakan tertentu atau memberi ijin pihak tertentu, dan juga tidak perlu merengek minta proteksi dari pemerintah.

Ada beberapa situasi tertentu yang jadi lebih sulit atau lebih mudah untuk berhasil karena kebijakan tertentu dari pemerintah, ini juga bukan nasib. Seorang pebisnis wajib bisa membaca kemungkinan-kemungkinan yang ada, dan untuk membacanya, seringkali bisa dengan mudah didapatkan dari media massa yang sesuai. Tidak diperlukan jalur khusus yang mahal, kecuali untuk keperluan tertentu.

Contoh. mengenal pergeseran pasar retail, tradisional dan modern, saya tidak menyebut bahwa pasar bergeser dari tradisional menuju modern, juga bukan sebaliknya. Namun situasi senantiasa bergeser, kiri dan kanan, seperti dikocok.

Katanya warung kelontong dan pasar tradisional terancam oleh minimarket dan hipermarket. Kenyataannya, banyak minimarket yang tutup dan ada hipermarket di beberapa lokasi tertentu yang tutup. Sebaliknya, pasar tradisional juga ada yang tutup dan ada pasar-pasar baru yang dibuka. Namun pasar tradisional hari ini tentu saja berbeda jauh dibandingkan dengan pasar tradislonal 30 tahun yang lalu misalnya, yang seringkali disebut pasar becek.

Pesaing bisa mengancam profit anda. Ada yang bukan pesaing, namun bertindak sebagai pesaing, dan tetap mengancam profit. Jadi buka mata lebar-lebar. Bila pesaing langsung biasanya sebatas membuat produk yang lebih baik atau lebih murah, pesaing tidak langsung lebih menyeramkan. Seringkail kehadirannya tidak disadari, namun saat sudah disadari akibatnya sudah fatal.

Dulu operator pager bersaing ketat dengan layanan yang makin baik dan harga yang makin murah. Kemudian operator GSM menawarkan sistem prabayar, dan mereka gulung tikar bersama. CDMA yang tampak perkasa mampu menghabisi warnet, bahkan sangat mengganggu bisnis GSM, ternyata tiba-tiba menyerah. Itulah ancaman produk substitusi.

Ada juga ancaman karena situasi ekonomi dan politik, yang kita kenal sebagai kebijakan pemerintah. Saat pemerintah membuka pasar telekomunikasi, Telkom yang awalnya monopoli masih tampak perkasa. Dalam beberapa tahun, baru sadar bahwa jaringan kabel telpon ke rumah-rumah yang dipasang dengan biaya tinggi jadi tidak relevan lagi saat pesaingnya bebas bermain di komunikasi tanpa kabel dengan harga yang sama bahkan lebih murah. Layanan komunikasi jarak jauh tiba-tiba diancam oleh VOIP dan internet. Layanan voice kemudian menurun drastis karena orang lebih banyak berkomunikasl dengan media sosial (medsos) di internet. Anda boleh tetap unggul, namun dengan pergeseran, keunggulan tersebut jadi tidak lagi relevan.

Bagaimana dengan kenaikan BBM yang suatu saat pasti terjadi? Di bisnis, ini artinya kenaikan biaya: biaya transportasi para sales, ongkos kirim bahan baku dan barang jadi, dan beberapa biaya lain. Apalagi bila kenaikannya juga bersamaan dengan kenaikan tarif listrik dan kenaikan upah minimum. Belum cukup demikian, tiba-tiba suku bunga naik pula, sehingga bisnis harus menanggung bunga kredit yang lebih tinggi pula. Segala biaya naik, itu fakta. Namun omzet naik, tidak ada jaminan. Apakah bila harga dinaikkan untuk penyesuaian, pelanggan mau tetap beli? Juga tidak ada jaminan.

Bagaimana Nasib Bisnis?
Banyak pesaing yang siap menurunkan tingkat profitnya, sehingga profit anda sendiri akan ikut terancam bila tidak ikut mengencangkan ikat pinggang.

Ini pentingnya berbisnis secara ramping. Karena ramping, bisnis jadi lincah, bisa bergerak cepat meninggalkan tempat yang sudah tidak menjanjikan profit dan langsung menuju tempat yang masih banyak profit.

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Serambi Bisnis di Google News