Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
iklan space 728x90px

Banyak Pilihan Mencoba Berbisnis, Bisnis Properti Cukup Menggiurkan


SerambiBisnis.com - Banyak orang mengetahui, bisnis properti adalah bisnis yang menguntungkan. Fakta bahwa harga properti yang setiap tahun terus naik (bahkan untuk rumah kenaikannya bisa sampai 30% per tahun), menunjukkan properti bisnis yang menggiurkan. Apalagj di mana-mana dibangun rumah, apartemen, ruko, pusat perkantoran, pusat perdagangan, tetapi relatif tak membuat harga properti menjadi rugi.

Menjadi broker bukan pilihan menarik karena sudah terlalu banyak kompetitor. Akan tetapi, jika sedikit jeli, masih banyak lahan yang bisa digarap. Untuk rumah misalnya, masih sedikit broker yang menggarap rumah segmen menengah bawah. Mungkin karena harganya rendah, fee-nya juga kecil. Akan tetapi, dengan pasarnya yang besar, sebenarnya relatif akan lebih mudah menjualnya. Artinya, dengan fee kecil tapi sering, ini bisa lebih menguntungkan dibandingkan dengan menunggu fee besar tapi jarang.

Properti komersial yang kecil-kecil juga masih jarang dilirik broker. Misalnya toko-toko kecil, kios di pasar, ataupun ruko (rumah toko), dan rukan (rumah kantor), sebenarnya memiliki pasar yang besar. Tanah-tanah yang akan dijual (biasanya dengan tulisan tanpa perantara) juga bisa Anda garap. Anda tinggal sedikit berdiplomasi agar bisa disetujui si pemilik. Misalnya si pemilik mau menjual tanah Rp 300 juta, Anda tawarkan opsi jika Anda hanya bisa menjual seharga tersebut tidak. akan meminta fee, tetapi jika bisa menjual di atas Rp 300 juta, dari selisih harganya si pemilik masih mendapat bagian juga.

Untuk menambah "kekuatan jual" Anda, bisa dibantu dengan media internet. Akan tetapi, jaringan pertemanan merupakan hal mutlak yang harus terus Anda kembangkan. Selain Anda memperluas pasar Anda, juga membangun brand Anda sebagai broker. Misalnya saja jika Anda punya kenalan pedagang pasar dan pengembang, Anda berpeluang bisa menjual properti rumah tinggal, tanah, dan kios di pusat perdagangan.

Anda juga bisa menawarkan jasa pembuatan taman, pagar, renovasi rumah kepada rumah-rumah tetangganya. Malah bisa juga menawarkan rumah lain kepada pemilik rumah yang akan dijual. Singkatnya, Anda harus kreatif supaya mendapatkan hasil lebih optimal.

Pada jual-beli properti, Anda membeli properti untuk kemudian menjualnya kembali untuk mendapat keuntungan. Ini bisa dilakukan siapa saja, tapi memang membutuhkan modal. Besarannya minimal 30% dari harga harga properti yang Anda incar. Misalnya ingin membeli rumah seharga Rp 1 miliar, paling tidak harus memiliki Rp 300 juta untuk uang muka, sisanya Anda bayar dengan cara mencicil lewat KPR (kredit pemilikan rumah) bank.

Untuk mengoptimalkan keuntungan, pilihlah properti yang ditawarkan dalam jumlah unit yang banyak. seperti pusat perdagangan, commercial center, dan apartemen. Karena biasanya mereka melakukan penjualan prelaunching sebelum memulai pembangunan untuk memancing konsumen. Harga pada prelaunching biasanya jauh lebih murah dibandingkan saat mulai dibangun, tetapi jumlahnya memang sangat terbatas. Biasanya hanya 2%-5% dari jumlah unit yang dijual.

Artinya, Anda harus berupaya memiliki akses ke bagian marketing perusahaan pengembangnya supaya tidak ketinggalan informasi prelaunching. Atau pasang telinga baik-baik, jika mendengar isu ada pembangunan apartemen atau kompleks perdagangan di suatu tempat, segeralah bergiat mencari informasi lebih lanjut. lalu datangi kantor pengembangnya dan tanyakan kemungkinan prelaunching.

Karena properti punya pertumbuhan yang sangat menarik, berinvestasi pada pembangunan properti juga sangat menarik. Carilah pengembang yang Anda percayai untuk diajak bekerja sama. Pada banyak proyek, biasanya para investor melakukan kerja sama membentuk sindikasi permodalan. 

Cara lain yang lebih aman adalah mengikuti program investasi di bank. Risiko mendapatkan pengembang nakal atau hitung-hitungan pembiayaan yang kurang normal, akan dialihkan bebannya ke bank bersangkutan. Namun, besaran keuntungan akan lebih kecil karena terbagi lagi oleh fee dan administrasi bank.

Peluang lainnya adalah mencoba langsung menjadi pengembang. Tentunya tidak membuat proyek yang besar-besar, tetapi pengembang kecil-kecilan yang tingkat keruwetan dan permasalahannya tidak terlalu berat. Misalnya membangun 3-4 unit rumah dengan luas lahan 500 m2.  Relatif bisa dilakukan siapa pun. Karena tidak memerlukan perizinan yang ruwet, layaknya pengembangan perumahan besar. Cukup mengantongi IMB (biasanya dari camat), Anda sudah bisa membuat beberapa rumah yang siap jual.

Maman Soleman
Maman Soleman Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Serambi Bisnis di Google News